Jurnal Produksi Benih
STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN
Desyta Nuriana
Wirasto
201410200311070
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas
Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl Raya Tlogomas No. 246,
Malang, Jawa Timur, Indonesia
ABSTRAK - Biji
dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Benih masak secara umum
strukturnya tersusun atas embrio, jaringan penyimpan cadangan makanan dan
pelindung biji/benih. Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari
bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Struktur
embrio tersusun atas epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang),
kotiledon (calon daun), dan radikula (calon akar). Tipe perkecambahan dibagi
menjadi dua yaitu tipe perkecambahan epigeal dan tipe perkecambahan hipogeal.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui struktur atau bagian-bagian pada benih dan mengetahui tipe
perkecambahannya. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2017 di
laboratorium Agronomi Universitas Muhammadiyah malang. Praktikum ini
menggunakan benih jagung, kedelai, padi dan kacang tanah. Dengan memotong biji
secara membujur dan melintang untuk mengetahui struktur dari benih. Sedangkan
untuk pengamatan tipe perkecambahan, benih ditanam pada cawan petri untuk
mengetahui tipe perkecambahannya. Dapat diketahui dari hasil praktikum bahwa
setiap benih memiliki struktur yang berbeda-beda. Sedangkan pada tipe
perkecambahan didapati tipe perkecambahan epigeal dan hipogeal, namun pada
kacang tanah tidak terjadi perkecambahan dikarenakan benih tersebut busuk.
Kata Kunci : Benih, Struktur Benih, Tipe Perkecambahan
1.
PENDAHULUAN
1.1 Struktur Benih
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada
saat pembuahan, tabung sari sari memasuki kantung embrio melalui mikropil dan
menempatkan dua buah inti gamet jantan padanya. Satu diantaranya bersatu dengan
inti sel telur dan yang lain bersatu dengan dua inti polar atau hasilnya
penyatuan, yaitu inti sekunder. Penyatuan gamet jantan dengan sel telur
menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi embrio. Penyatuan gamet jantan yang lain
dengan kedua inti polar menghasilkan inti sel endosperm pertama yang akan
membelah-belah menghasilkan jaringan endosperm. Proses yang melibatkan kedua
macam pembuahan (penyatuan) tersebut dinamakan pembuahan ganda.
Benih masak secara umum strukturnya tersusun atas embrio,
jaringan penyimpan cadangan makanan dan pelindung biji/benih. Embrio adalah
suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina
pada suatu proses pembuahan. Struktur embrio tersusun atas epikotil (calon
pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun), dan radikula (calon
akar).
Cadangan makanan yang tersimpan dalam
biji umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein
dan mineral. Komposisi dan presentasenya
berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji bunga matahari kaya akan
lemak, biji kacang-kacangan kaya akan protein, biji
padi mengandung banyak karbohidrat. Pada biji
ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan
cadangan makanan, yaitu kotiledon, endosperm, perisperm, dan gametophtic betina
yang haploid.
Kulit biji merupakan
lapisan terluar dari biji.Pelindung biji dapat
terdiri dari kulit biji, sisa-sisa nucleus
dan endosperm dan kadang-kadang bagian buah.
Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal
dari integument ovule yang mengalami modifikasi selama proses
pembentukan biji berlangsung. Biasanya kulit luar biji
keras dan kuat berwarna kecokelatan
sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi
untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan,
bakteri dan insekta (Kartasapoetra, 2003).
1.2 Tipe
Perkecambahan
Proses perkecambahan yang dapat
dijelaskan, tahap pertama dimulai dengan penyerapan air oleh benih, melunaknya
kulit benih dan hidraasi oleh protoplama, tahap kedua dimulai ketika kegiatan
sel enzim serta naiknya tinggkat respirasi benih, tahap ketiga merupakan tahap
dimana terjadi penguraian bahan – bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein
menjadi bentuk – bentuk yang melarut dan ditranslokasi ke titik titik tumbuh,
tahap keempat adalah aimilasi dari bahan – bahan yang telah terurai di daerah
meristematik untuk di hasilkan energi dari kegiatan pembentukan komponen dalam
pertumbuhan sel – sel baru, tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah
melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel – sel pada titik –
titik tumbuh, perumbuhan kecambah ini tergantung pada persedian makanan yang
ada dalam biji. Proses imbibisi merangsang tergugahnya hormone untuk aktif. (Asharri,
Semeru, 1995).
Proses
perkecambah dapat terjadi jika kulit benih permeable terhadap air dengan
tekanan osmosis tertentu. Serapan air dan berbagai proses biokimia yang
berlangsung pada benih pada akhirnya akan tercemin pada pertumbuhan dan
perkembangan kecambah menjadi tanaman muda atau disebut bibit, kecuali jika
benih tersebut dorman. Defisiensi air yang terus menerus akan menyebabkan
perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya
tanaman akan mati (Ai dan Lenak, 2014).
Tipe
perkecambahan berdasarkan letak kotiledon biji, tumbuhan monokotil dan dikotil
akan menghasilkan struktur kecambah yang beerbeda. Perbedaan tersebut terjadi
karena tumbuhan monokotil dan dikotil memiliki struktur biji yang berbeda
atau berdasarkan letak kontiledonya, mak perkecambahan dapat dibagi mejadi dua
tipe yaitu, epigeal dan hipogeal,epigeal sendiri merupakan perkecambahan yang
kontiledonya berada di permukaan tanah. Hal tersebut Karena adanya pembentangan
ruas batang di bawah daun lembaga (hipokotil) sehingga daun lembaga dan kontiledon
terangakat keatas tanah. Sedangkan hipogeal kontiledonya berada di bawah tanah
karena adanya pembentangan ruas batang di atas daun lembaga (epikotil) sehingga
daun lembaga terangkat ke atas tanah tetapi kontiledonya tetap berada didalam
tanah, kedua tipe perkecambahan di atas terjadi pada tipe proses perkecambahan
yang berlangsung melalui proses kimia. Proses perkecambahan sendiri membutuhkan
air. Dalam proses pertumbuhan tanaman sangat membutuhkan air, baik untuk
kebutuhan menjaga turgiditas sel maupun untuk melangsungkan metabolisme,
khususnya untuk fotosintesis (Sarawa, 2014).
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur atau bagian-bagian pada
benih dan mengetahui tipe perkecambahannya.
2.
BAHAN
DAN METODE
Tempat
Dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan
kegiatan praktikum ini dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2017 di Laboratorium
Agronomi Universitas Muhammadiyah Malang.
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan dalam kegiatan
praktikum ini ialah cutter, kaca pembesar, cawan petri, kapas.
Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini ialah biji jagung, biji kedelai, bijikacang tanah, padi dan air.
Prosedur
Praktikum
Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum. Untuk praktikum struktur
biji, mengamati biji yang utuh, dan yang
telah dipotong dengan cutter secara melintang dan membujur. Setelah mengamati,
menggambar pada kertas dan memberikan keterangan bagian-bagian yang terdapat
pada biji. Sedangkan untuk praktikum tipe perkecambahan, biji yang telah disediakan
diletakkan kedalam cawan petri yang telah diberi kapas dan diberi air. Kemudian
dilakukan pengamatan selama 2 hari sekali selama 7 hari untuk mengetahui tipe
perkecambahan.
3.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Tabel
1. Hasil Pengamatan Struktur Benih
No
|
Jenisbenih
|
Foto
|
|
|
Utuh
|
Membujur
|
Melintang
|
||
1
|
Jagung (Zea
Mays)
|
|
|
|
2
|
Padi (OryzaSativa)
|
|
|
|
3
|
Kacang tanah
(Arachis Hypogea L.)
|
|
|
|
4
|
Kedelai
(Glycine Max
L.)
|
|
|
|
Tabel
2. Keterangan Bagian-bagian dari Pengamatan Struktur Benih
Kriteria
|
Kelompok Benih
|
|||
Kacang Tanah
|
Kedelai
|
Jagung
|
Padi
|
|
Membujur
|
Kotiledon,
Kulit biji, Rongga antara keping biji
|
Kotiledon, Kulit Biji
|
Embrio, Kulit Biji
|
Embrio
|
Melintang
|
Epikotil, kotiledon
|
Radikula, kotiledon
|
Kulit biji, endosperm, epikotil, radikula
|
Embrio
|
Hasil
pengamatan strukur biji dari biji jagung, kacang tanah, padi, dan kedelai dapat
dilihat pada tabel 1 dan tabel 2. Pada biji jagung yang di belah secara membujur
didapati embrio, dan kulit biji. Sedangkan pada potongan melintang didapati
kulit biji, epikotil dan radikula. Pengamatan pada biji padi didapati embrio
pada pengamatannya. Pengamatan biji kedelai secara melintang didapati struktur
biji berupa kulit biji, cadangan makanan dan embrio, sednagkan pada potongan
membujur didapati struktur biji berupa embrio, kotiledon dan kulit biji.
Pengamatan biji kacang tanah pada potongan membujur didapati embrio, cadangan
makanan, dan kulit biji. Sedangkan pada potongan melintang, didapati kulit
biji, cadangan makanan dan embrio.
Menurut Kartasapoetra (2003),
benih matang pada umumnya terdiri dari 3 struktur dasar, yaitu embrio, jaringan
penyimpan makanan dan kulit. Embrio terdiri dari sumbu embrio yang mengandung daun
lembaga atau kotiledon, plumula, hipokotil dan bahan akar. Jaringan penyimpan
bahan makanan dalam bentuk endosperma. Kulit benih terdiri dari 2 lapisan yaitu
lapisan luar yang relatif kuat dan lapisan dalam yang lebih tipis.
Tabel 3. Hasil Tipe Perkecambahan
No
|
Jenis Benih
|
Hari Berkecambah
|
Dokumentasi
|
1
|
Jagung (Zea Mays)
|
5 HST
|
|
2
|
Padi (OryzaSativa)
|
5 HST
|
|
3
|
Kacang tanah
(Arachis
Hypogea L.)
|
-
|
|
4
|
Kedelai (Glycine Max L.)
|
5 HST
|
|
Hasil pengamatan tipe
perkecambahan pada tabel 2, didapati pada benih jagung, padi dan kedelai mulai berkecambah pada 5 HST. Pada benih jagung dan padi
termasuk dalam tipe perkecambahan hipogeal, hal
ini ditandai dengan terlihatnya epikotil
tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji
dan posisi kotiledon tetap berada di atas permukaan media. Tipe perkecambahan
biji jagung adalah perkecambahan hipogeal, karena terjadi pertumbuhan memanjang
dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di
atas tanah, serta kotiledon berada di
dalam tanah (Syamsuri, 2004).
Tipe
perkecambahan biji kedelai adalah perkecambahan epigeal, karena terjadi
pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan kotiledon
terdorong ke permukaan tanah, serta kotiledon berada di atas tanah (Mudiana,
2006).
Sedangkan tipe
perkecambahan kacang tanah termasuk tipe perkecambahan epigeal, karena terjadi
pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan kotiledon
terdorong ke permukaan tanah, serta kotiledon berada di atas tanah. Akan tetapi
pada pengamatan kacang tanah tidak terjadi perkecambahan. Hal ini dapat
disebabkan karena keadaan yang terlalu lembab sehingga menyebabkan kacang tanah
tidak tumbuh perkecambahan dan lama
kelamaan busuk.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum struktur biji, pada biji
monokotil dan dikotil mempunyai bagian berupa epikotil, radikula, kulit biji,
dan embrio. Sedangkan pada praktikum tipe perkecambahan, tipe perkecambahan
benih jagung dan padi adalah hipogeal. Tipe perkecambahan benih kacang tanah
tidak terlihat pada paraktikum kali ini karena benih tidak berkecambah.
Sedangkan menurut literatur tipe perkecambahan kacang tanah adalah epigeal. Begitu
juga dengan tipe perkecambahan kedelai yaitu epigeal.
DAFTAR PUSTAKA
Ai N.S dan Audry A.L 2014. Penggulngan daun pada tanaman monokotil saat kekurangan air.
Ashari, Semeru.1995. Holtikultura Aspek Budidaya. Jakarta : Universitas Jember
Kartasapoetra,
A.G., 2003. Teknologi Benih. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.
Mudiana, D. (2006).
Perkecambahan Syzygium cumini
(L.) Skeels. . Jurnal Biodiversitas. , Volume
8, Nomor 1. Halaman: 39-42. ISSN:
1412-033X.
Sarawa, Makmur Jaya Arma, dan Maski Mattola.2014 Pertumbuhan Tanaman
Kedelai
(Glycine Max L. Merr) Pada Berbagai Interval Penyiraman Dan
Takaran
Pupuk Kandang : Agroekologi, 4 (2):
78-86
Syamsuri, I. (2004). Biologi. Jakarta.: Erlangga.
Komentar
Posting Komentar