Jurnal Produksi Benih
BUDIDAYA DAN
PRODUKSI BENIH LAPANG TANAMAN JAGUNG (Zea
mays L.)
Cultivation and
Production Seed Field of Corn Plant ( Zea
mays L.)
Resindra Purwa Nuriswara 2)
2014102003111292)
Abstrak
Tanaman jagung merupakan produk penting di
Indonesia dimana berperan multiguan dalam berbagai bidang. Berbagai
pengembangan terus dilakukan agar produksi jagung lebih maksimal. Tanamna
jagung dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan
sawah atau tegalan. Suhu optimal antara 21-34 °C, pH. Tanah antara 5,6-7,5
serta menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik. Hal ini
dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor
(P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Untuk mendapatkan hasul yang
makasimal tanamna jagung dilakukan pemupukan sebanyak 4 kali dilakukan
pada 1 MST, 3 MST dan 7 MST. Hasil dari
pemmupukan tersebut didapati pertumbuahan vegetatif jagung yang cukup baik pada
semua parameter, dimana terjadi pertumbuhan yang stabil pada setiap minggunya.
Selain itu kegiatan rouging juga dilakukan agar tanamna lain yang tumbuh tidak
mengganggu tanaman yang dibudidayakan, dan tidak terjadi persilangan. Dalam
kegiatan rouging didapati tanamna voluntir saja atau tanaman yang tidak
memiliku tipe yang sama dengan tanamnan jagung.
Kata
Kunci
: Tanamna Jagung, Pemupukan, Rouging
1. PENDAHULUAN
Jagung merupakan salah satu tanaman
pangan penting di Indonesia dan mempunyai peran strategis dalam perekonomian
nasional, mengingat fungsinya yang multiguna, sebagai sumber pangan, pakan, dan
bahan baku industri. Kebutuhan jagung dalam negeri untuk pakan sudah mencapai 3,48
juta ton pada tahun 2004, 4,07 juta Ton pada tahun 2008 dan diprediksi
meningkat menjadi 6,6 juta ton pada tahun 2010. (Departemen Pertanian 2009).
Kebutuhan yang terus meningkat ini, jika tidak diimbangi dengan Peningkatan
produksi yang memadai, akan menyebabkan Indonesia harus mengimpor jagung dalam
jumlah besar (Moelyohadi, dkk. 2012).
Tanaman jagung dapat dibudidayakan
di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan sawah atau tegalan. Suhu
optimal antara 21-34 °C, pH. Tanah antara 5,6-7,5 dengan ketinggian antara 1000
-1800 m dpl. Dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl. Tanaman jagung
membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan. Oleh karena itu waktu penanaman harus
memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman dimulai bila curah hujan
sudah mencapai 100 mm/bulan. Untuk mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan
curah hujan dan pola distribusinya selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam
dapat ditentukan dengan baik dan tepat. Jagung menghendaki tanah yang subur
untuk dapat berproduksi dengan baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung
membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam
jumlah yang banyak. (Anonymous, 2009).
Hara N, P, dan K merupakan hara
yang sangat dibutuh-kan untuk pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Unsur
hara makro yang essensial untuk jagung antara lain nitrogen (N), fosfor (P) dan
kalium (K). Sutoro et al. (1998) melaporkan bahwa pupuk N sangat dibutuhkan
jagung pada tanah dengan kadar N total kurang dari 0,4%. Selanjutnya jagung
memberikan respons terhadap pupuk apabila kadar P-tersedia dalam tanah kurang
dari 87,32 mg.kg-1. Pada tanah dengan kadar K-dd kurang dari 0,43cmol.kg-1
tanah, jagung memerluka pe-mupukan (Tabri, 2010).
Untuk setiap ton hasil biji, tanaman
jagung membutuhkan 27,4 kg N; 4,8 kg P; dan 18,4 kg K, sehingga diperlukan
pengelolaan hara yang tepat agar kebutuhan hara tanaman dapat terpenuhi secara
optimal. Umumnya, tanah-tanah di daerah tropika basah kekurangan hara terutama N, P, dan K pada
tanaman jagung, sehingga untuk mendapatkan hasil mendekati potensi hasil,
diperlukan tambahan pupuk yang jumlahnya sangat tergantung lingkungan dan
pengelolaan tanaman. Sekitar 80% areal pertanaman jagung dipupuk dengan takaran
sekitar 85 kg N, 25 Kg P2O5, dan 8 kg K2O/ha tiap musim tanam (IFA 2002).
Takaran N lebih dari 150 kg/ha adalah umum diberikan pada lahan sawah irigasi.
Syarat tumbuh yang dipenuhi dan
pemeliharaan dan perawatan yang terarah akan menghasil produksi tanaman jagung
dalam bentuk tongkol ataupun benih yang berkualitas baik. Maka dari itu praktikum
ini bertujuan untuk memahami pertumbuhan tanaman jagung dan produksi benih
lapang pada tanaman jagung.
2. METODOLOGI
Praktikum ini dilakukan dilahan kreativitas Fakultas
Pertanian-Peternakan Universitas Muhammdiyah Malang pada
bulan Oktober hingga Desember.
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini meliputi benih jagung, pupuk urea, pupuk
SP-36, pupuk KCL, pupuk kandang dan ZPT. Sedangkan alat yang digunakan adalah
alat pertanian, alat pengukur dan alat tulis.
Benih
jagung direndam didalam ZPT berupa atonik untuk merangsang pertumbuhan
perkecambahan. Benih di semai selama 1 minggu pada seed box sebelum melakukan transplanting
ke lahan. Tahapan selanjutnya menyiapkan
media tanam di lahan dengan cara membuat bedengan yang telah dicampurkan
dengan pupuk kandang sebanyak 5 kg.
Transplanting dilakukan setelah umur benih jagung 1minggu . pemeliharaan
dan perawatan yang meliputi penyulaman, penyiraman, pemupukan, rouging
dilakukan setiap minggu kecuali penyulaman, penyiraman dan pemupukan.
Penyulaman dilakukan setelah
transplanting agar pertumbuhannya
seragam. Penyiraman dilakukan setiap
hari melihat kondisi cuaca dan
bedengan tanaman jagung. Pemupukan dilakukan pada 1 MST, 3 MST dan 7 MST. Pengamatan dilakukan
setiap minggu.
Budidaya tanaman jagung yang
dilakukan di lahan ini menggunakan analisis
data kuantitatif. Data yang didapatkan dari hasil pengamatan setiap minggu dari
bulan Oktober hingga bulan Desember.
Parameter yang diamati berupa fase vegetatif yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun. Fase
generatif meliputi pembungaan dan pengamatan rouging.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada peraktikum budidaya tanaman
jagung ini didapatkan hasil dari setiap parameter yang diamati. Parameter yang
diamati meliputi fase vegetatif, fase generatif dan kegiatan rouging . Data yang didapatkan berupa
data kuantitatif yang disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini.
Grafik 1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tinggi Tanaman
Jagung (Zea mays L.)
Grafik 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman
Jagung (Zea mays L.)
Grafik 3. Hasil Pengamatan kegiatan Rouging Pada Bedengan Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Berdasarkan
grafik tinggi tanamna diatas menunjukan peningkatan tinggi tananman yang stabil
pada tiap minggunya dan pada semua tanamna. Hal ini diduga kebutuhan hara untuk
pertumbuhan tinggi tanamna tercukupi. Tinggi tanamna dipengaruhi oleh unsur
hara N, dimana pemberian N yang semakin
tinggi berpengaruh terhadap tinggi tanaman . Semakin besar pemberian N , tinggi
tanaman semakin besar. Hal ini berhubungan dengan kecukupan hara yang diberikan
diserap oleh tanaman. Pada awal pertumbuhan tanaman jagung membutuhkan unsur
nitrogen dalam jumlah yang banyak untuk ditujukan ke pertumbuhan vegetatif awal
(Suwardi dan Roy (2009).
Berdasarkan
grafik jumlah daun diatas menunjukan adanya pertumbuhan yang stabil pada tiap minggunya
dan pada semua tanamna seperti pada parameter jumlah daun. Hal ini diduga
pemberian pupuk P dan K pada cukup untuk pertumbuhan tanamna, dimana pada
kondisi unsur P dan K tercukupi dapat meningkatkan indek jumlah daun maupun
indek luas daun. Pada kondisi tidak terpenuhinya unsur hara K pada tanaman akan
menyebabkan terganggunya pertumbuhan daun karen peningkatan jumlah daun maupun
luasan daun . Hal ini sesuai dengan pernyataan Mahmod et al (1999) yang
melaporkan bahwa terdapa peningkatan indeks luas daun jagung setiap penambahan
level K2O.
Penigkatan
yang stabil baik pada parameter jumlah daun maupun tinggi tanamna menandakan
pemupukan N, P, dan K yang dilakukan sesuai dan seimbang untuk tanaman sehingga
tanam dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya yang menyebabkan pertumbuhan
vegetatif tanamna menjadi maksimal (Nurdin et
al., 2009).
Berdasarkan
grafik rouging di atas menunjukan data yang fluktuatif, dimana jumlah tanaman
yang tumbuh selain tanamna yang dibudidayakan berbeda-beda tiap minggunya. Namu
data menunjukan bahwa tamana yang tumbuh merupakan tanaman volunter saja,
artinya tidak didapati tanaman yang memiliki tipe yang sama dengan tanaman yang
dibududayakan. Sehingga diduga tanaman tersebut tidak akan berlilangan dengan
tanamna yang dibudidayakan.
4. KESIMPULAN
Kesimpulan
dari praktikum ini adalah sebagai berikut ;
1.
Parameter
tinggi tanamna mengalami peningkatan yang stabil pada tiap minggu, dikarenakan
unsur N tercukupi untuk tanmana.
2.
Parameter
jumlah daun mengalami peningkatan yang juga stabil, dikarenakan unsur P dan K
terukupi untuk tanamna.
3.
Pemberian
unsur hara N, P, dan K yang tercukupi
untuk tanman menyababkan pertumbuhan vegetatif tanamna maksimal.
4.
Kegiatan
rouging menujukan data yang fluktuatif dengan teridentifikasi tanaman volunter
saja.
DAFTAR PUSTAKA
___,Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Aceh
Bekerja Sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NAD. 2009. Budidaya
Tanaman Jagung.
IFA. 2002. Fertilizer use by crop, 5 ed. Food and
Agriculture Organization (FAO), Rome. 125p.
Mahmoed, T., Saeed, R. Ahmad, and
A. Ghaffart. 1999. Water and potassium management for enhanced maize (Zea mays
L.) productivity. International Journal of Agriculture and Biology. 1 (4):
314-417.
Moelyohadi Yopie, dkk. 2012. Pemanfaatan Berbagai Jenis Pupuk Hayati pada
Budidaya Tanaman Jagung (Zea mays.
L) Efisien Hara di Lahan Kering Marginal
dalam jurnal Lahan Suboptimal. Vol. 1, No.1: 31-39.
Nurdin. P. Maspeke., Z. Ilahude.,
Dan F. Zakaria. 2009. Pertumbuhan dan Hasil Jagung yang Dipupuk N, P, dan K
pada Tanah Vertisol Isimu Utara Kabupaten Gorontalo. Universitas Negeri
Gorontalo.
Sutoro, Y., Soeleman dan Iskandar.
1998. Budidaya Tanaman Jagung. Penyunting Subandi, M. Syam dan A. Widjono.
Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor.
Suwardi dan Roy Efendi. 2009.
Efisiensi Penggunaan Pupuk N pada Jagung Komposit Menggunakan Bagan Warna Daun.
Balai Penelitian Tanaman Serelia. 115 hlm.
Tabri Fahdiana. 2010. Pengaruh Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Jagung Hibrida dan Komposit pada Tanah Inseptisol Endoaquepts
Kabupaten Barru Sulawesi Selatan dalam Prosiding Pekan Serealia Nasional.
Lampiran 1. Dokumentasi Pembenihan
dan kegiatan Lapang
|
|
|
Gambar 1. Perendaman benih pada ZPT.
|
Gambar 2. Perkecambahan benih pada seed box.
|
Gambar 3. Meratakan pupuk kandang.
|
|
|
|
Gambar 4. Pemupukan.
|
Gambar 5. Hasil Rouging.
|
Gambar 6. Melakukan pengamatan.
|
Lampiran 2. Hasil Pengamatan
Perkecambahan
Grafik 4. Hasil Pengamatan Tinggi Perkecambahan
Komentar
Posting Komentar