Pertumbuhan Tanaman Jagung

BUDIDAYA DAN PRODUKSI BENIH LAPANG TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)
Cultivation and Production Seed Field of Corn Plant ( Zea mays L.)

Lia Febriana 1)
2014102003110511)
Abstrak
Tanaman jagung dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan sawah atau tegalan. Suhu optimal antara 21-34 °C, pH. Tanah antara 5,6-7,5 serta menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Praktikum ini dilakukan  dilahan kreativitas Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammdiyah Malang  pada  bulan Oktober hingga Desember. Pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun bersifat irrevesible atau tidak dapat kembali. Adanya jarak tanam yang tepat pada budidaya tanaman jagung akan menghasilkan laju pertumbuhan tanaman jagung yang optimal. Jarak tanam yang tepat akan membantu proses penyerapan cahaya matahari untuk menghasilkan fotosintat yang digunakan dalam pertumbuhan daun dan organ tumbuhan lainnya. Parameter yang diamati semua mengalami pertumbuhan yang tidak terlalu signifikan hal ini bisa disebabkan kurang tepatnya jarak tanam dan kurangnya perawatan dan pemeliharaan khusunya pemupukan. Hal itu dikarenakna tanaman jagung yang sangat memerlukan banyak unsur hara. Selain itu, adanya tumbuhan liar juga mempengaruhi pertumbuhan jagung. Tanaman liar dapat menyerap nitrogen dan fosfor hingga dua kali, dan kalium hingga tiga kali daya serap tanaman jagung. Maka perlu dilakukan rouging.
Kata kunci : tanaman jagung, pertumbuhan, rouging



PENDAHULUAN


Jagung merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia dan mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional, mengingat fungsinya yang multiguna, sebagai sumber pangan, pakan, dan bahan baku industri. Kebutuhan jagung dalam negeri untuk pakan sudah mencapai 3,48 juta ton pada tahun 2004, 4,07 juta Ton pada tahun 2008 dan diprediksi meningkat menjadi 6,6 juta ton pada tahun 2010. (Departemen Pertanian 2009). Kebutuhan yang terus meningkat ini, jika tidak diimbangi dengan Peningkatan produksi yang memadai, akan menyebabkan Indonesia harus mengimpor jagung dalam jumlah besar (Moelyohadi, dkk. 2012).
Tanaman jagung dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan sawah atau tegalan. Suhu optimal antara 21-34 °C, pH. Tanah antara 5,6-7,5 dengan ketinggian antara 1000 -1800 m dpl. Dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl. Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan. Oleh karena itu waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Untuk mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan pola distribusinya selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik dan tepat. Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak (Anonymous, 2009).
Hara N, P, dan K merupakan hara yang sangat dibutuh-kan untuk pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Unsur hara makro yang essensial untuk jagung antara lain nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Sutoro et al. (1998) melaporkan bahwa pupuk N sangat dibutuhkan jagung pada tanah dengan kadar N total kurang dari 0,4%. Selanjutnya jagung memberikan respons terhadap pupuk apabila kadar P-tersedia dalam tanah kurang dari 87,32 mg.kg-1. Pada tanah dengan kadar K-dd kurang dari 0,43cmol.kg-1 tanah, jagung memerluka pe-mupukan (Tabri, 2010).
Untuk setiap ton hasil biji, tanaman jagung membutuhkan 27,4 kg N; 4,8 kg P; dan 18,4 kg K, sehingga diperlukan pengelolaan hara yang tepat agar kebutuhan hara tanaman dapat terpenuhi secara optimal. Umumnya, tanah-tanah di daerah tropika basah kekurangan hara terutama N, P, dan K pada tanaman jagung, sehingga untuk mendapatkan hasil mendekati potensi hasil, diperlukan tambahan pupuk yang jumlahnya sangat tergantung lingkungan dan pengelolaan tanaman. Sekitar 80% areal pertanaman jagung dipupuk dengan takaran sekitar 85 kg N, 25 Kg P2O5, dan 8 kg K2O/ha tiap musim tanam (IFA 2002). Takaran N lebih dari 150 kg/ha adalah umum diberikan pada lahan sawah irigasi.
Syarat tumbuh yang dipenuhi dan pemeliharaan dan perawatan yang terarah akan menghasil produksi tanaman jagung dalam bentuk tongkol ataupun benih yang berkualitas baik. Maka dari itu praktikum ini bertujuan untuk memahami pertumbuhan tanaman jagung dan produksi benih lapang pada tanaman jagung.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Praktikum ini dilakukan  dilahan kreativitas Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammdiyah Malang  pada  bulan Oktober hingga Desember.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi benih jagung, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KCL, pupuk kandang dan ZPT. Sedangkan alat yang digunakan adalah alat pertanian, alat pengukur dan alat tulis.
Prosedur Penelitian
Tahapan Kegiatan
Benih jagung direndam didalam ZPT berupa atonik untuk merangsang pertumbuhan perkecambahan. Benih di semai selama 1 minggu pada seed box sebelum melakukan transplanting ke lahan. Tahapan selanjutnya menyiapkan  media tanam di lahan dengan cara membuat bedengan yang telah dicampurkan dengan pupuk kandang sebanyak 5 kg.  Transplanting dilakukan setelah umur benih jagung 1minggu . pemeliharaan dan perawatan yang meliputi penyulaman, penyiraman, pemupukan, rouging dilakukan setiap minggu kecuali penyulaman, penyiraman dan pemupukan. Penyulaman dilakukan  setelah transplanting  agar pertumbuhannya seragam. Penyiraman dilakukan setiap  hari melihat kondisi cuaca dan  bedengan tanaman jagung. Pemupukan dilakukan pada  1 MST, 3 MST dan 7 MST. Pengamatan dilakukan setiap minggu.
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Budidaya tanaman jagung yang dilakukan di lahan   ini menggunakan analisis data kuantitatif. Data yang didapatkan dari hasil pengamatan setiap minggu dari bulan Oktober hingga   bulan Desember. Parameter yang diamati berupa fase vegetatif yang meliputi  tinggi tanaman dan jumlah daun. Fase generatif meliputi pembungaan dan pengamatan rouging.


HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada peraktikum budidaya tanaman jagung ini didapatkan hasil dari setiap parameter yang diamati. Parameter yang diamati meliputi fase vegetatif, fase generatif dan kegiatan rouging . Data yang didapatkan berupa data kuantitatif yang disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini.


Grafik 1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays L.)



Grafik 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Jagung (Zea mays L.)


Grafik 3. Hasil Pengamatan kegiatan Rouging Pada Bedengan Tanaman Jagung (Zea mays L.)




Parameter Tinggi Tanaman
Pada praktikum pertumbuhan tinggi tanaman diukur dari pangkal akar hingga titik tumbuh. Pertumbuhan tinggi tanaman jagung hampir semuanya seragam dan tidak begitu signifikan dalam pengamatan setiap minggunya. Perawatan yang dilakukan dalam budidaya tanaman jagung ini adalah pemupukan dan penyiraman. Pemupukan dilakukan pada awal penyemaian dan saat jagung berumur 2MST. Penyiraman dilakukan saat tanah bedengan jagung sudah mulai mengeras, karena tanaman jagung tidak membutuhkan air yang terlalu banyak. Seharusnya pemupukan dilakukan pada umur 1 MST, 4 MST dan 7 MST untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak (Anonymous, 2009).
Pertumbuhan tanaman jagung seharusnya lebih baik dari budidaya yang dilakukan dilahan praktikum ini. Sebab, jarak tanam yang digunakan terlalu dekat yaitu 30cm x 30cm sehingga satu bedengan yang berukuran 1m2 menanam tanaman jagung berjumlah 9 tanaman. Jarak tanaman yang baik untuk tanaman jagung adalah 40-60cm x 25-50cm untuk mendapatkan luas daun tertinggi dan laju pertumbuhan yang optimum (Bilman, 2001).
Parameter Jumlah Daun
Parameter jumlah daun diamati setiap satu minggu sekali setelah 1 minggu setelah tanam. Jumlah daun yang dihitung merupakan jumlah daun yang segar dan yang telah menguning. Pada praktikum kali ini tanaman jagung di pupuk pada awal penyemaian dan pada umur 2 MST. Daun merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis. Pada jarak tanam yang tepat, pertumbuhan daun akan lebih optimal khususnya dalam penyerapan cahaya matahari untuk menghasilkan fotosintat yang akan mendukung pertumbuhan daun dan organ tumbuhan lainnya (Bilman, 2001). Hasil yang tercantum pada grafik 2 pertumbuhan daun tidak terlalu signifikan hal ini bisa disebabkan kurangnya pemupukan itu sendiri. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak. (Anonymous, 2009).
Pameter Kegiatan Rouging
Kehadiran tanaman liar pada lahan pertanaman jagung tidak jarang menurunkan hasil dan mutu biji. Penurunan hasil bergantung pada jenis tanaman liar, kepadatan, lama persaingan, dan senyawa allelopati yang dikeluarkan oleh tanaman liar. Secara keseluruhan, kehilangan hasil yang disebabkan oleh tanaman liar melebihi kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama dan penyakit. Meskipun demikian, kehilangan hasil akibat tanaman liar sulit diperkirakan karena pengaruhnya tidak dapat segera diamati. Beberapa penelitian menunjukkan korelasi negatif antara bobot kering tanaman liar dan hasil jagung, dengan penurunan hasil hingga 95% (Violic 2000). Salah satu kegiatan untuk menghindari nya adalah kegiatan rouging.  Rouging dilakukan dengan cara mencabut tanaman liar yang mengganggu tanaman jagung. Rouging dilakukan bertujuan untuk membuang tanaman yang tidak dikehendaki dari tanaman pokok, yang tadi tanaman liar, species lain, kultivar lain tetapi species sama, tanaman tipe simpang sebagai akibat terjadinya sgregasi, mutan, varian dan lain-lain (Rasyid, 2017). Tumbuhan liar yang paling banyak tumbuh pada praktikum merupakan tanaman tipe volunteer yaitu tanaman liar yang berbeda dari komoditas yang ditanam. Biasanya tanaman yang paling sering tumbuh disekitar bedengan berupa tanaman bayam duri, krokot, rumput liar. Jumlah yang dicabut setiap minggunya bervariasi. Tanaman liar lebih banyak tumbuh jika setelah dilakukan pemupukan dan sering terjadi hujan. Tanaman liar dapat menyerap nitrogen dan fosfor hingga dua kali, dan kalium hingga tiga kali daya serap tanaman jagung. Pemupukan merangsang vigor tanaman liar sehingga meningkatkan daya saingnya. Nitrogen merupakan hara utama yang menjadi kurang tersedia bagi tanaman jagung karena persaingan dengan tanaman liar. Tanaman yang kekurangan hara nitrogen mudah diketahui melalui warna daun yang pucat. Interaksi positif penyiangan dan pemberian nitrogen umumnya teramati pada pertanaman jagung, di mana waktu pengendalian tanaman liar yang tepat dapat mengoptimalkan penggunaan nitrogen dan hara lainnya serta menghemat penggunaan pupuk (Violic, 2000).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut ;
1.      Pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun tidak terlalu signifikan karena pada pengaplikasiannya jarak tanam dan pemupukan kurang diperhatikan.
2.      Kegiatan rouging yang dilakukan setiap minggu tetap terjadi pertumbuhan tanaman liar.
Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan seharusnya lebih memperhatikan petunjuk budidaya tanaman jagung khusunya jarak tanam dan pemupukan agar pertumbuhannya optimal.
DAFTAR PUSTAKA
_____,Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Aceh Bekerja Sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NAD. 2009. Budidaya Tanaman Jagung.
Bilma. 2001. Analisis Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata) Pergeseran Komposisi Gulma Pada Jarak Tanaman yang Berbeda dalam jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol 3 No 1 : hal 25-30.
IFA. 2002. Fertilizer use by crop, 5 ed. Food and Agriculture Organization (FAO), Rome. 125p.
Moelyohadi Yopie, dkk. 2012. Pemanfaatan Berbagai Jenis Pupuk Hayati pada Budidaya Tanaman Jagung (Zea mays. L) Efisien Hara di Lahan Kering Marginal dalam jurnal Lahan Suboptimal. Vol. 1, No.1: 31-39.
Rasyid Harun. 2017. Petunjuk Praktikum Produksi Benih. Fakultas Pertanian Peternakan. Universitas Muhammadiyah Malang.
Sutoro, Y., Soeleman dan Iskandar. 1998. Budidaya Tanaman Jagung. Penyunting Subandi, M. Syam dan A. Widjono. Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor.
Tabri Fahdiana. 2010. Pengaruh Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Hibrida dan Komposit pada Tanah Inseptisol Endoaquepts Kabupaten Barru Sulawesi Selatan  dalam Prosiding Pekan Serealia Nasional.
Violic, A.D. 2000. Integrated crop menagement. In: R.L. Paliwal, G. Granados, H.R. Lafitte, A.D. Violic, and J.P. Marathee (Eds.). Tropical Maize Improvement and Production. FOA Plant Production and Protection Series, Food and Agriculture Organization of The United Nations. Rome, 28:237-282.





Lampiran 1. Dokumentasi Pembenihan dan kegiatan Lapang
Gambar 1.  Perendaman benih pada ZPT.
Gambar 2. Perkecambahan benih pada seed box.
Gambar 3. Meratakan pupuk kandang.
Gambar 4. Pemupukan.
Gambar 5. Hasil Rouging.
Gambar 6. Melakukan pengamatan.
Lampiran 2. Hasil Pengamatan Perkecambahan
Grafik  4. Hasil Pengamatan Tinggi Perkecambahan





Komentar

Postingan Populer

like and follow :)