Jurnal Produksi Benih

Pengujian Kadar Air Benih Hortikultura Sayur dan Buah dengan Menggunakan Metode Ekstraksi dan Pengeringan Benih
Oleh:
Olivia Kirana Puspita Winahyu, Anggara Ista Putra
NIM: 201410200311094, 201410200311097
ABSTRAK
Benih merupakan alat


perkembangbiakan tanaman yang berasal dari pembiakan generatif antara induk jantan dan betina yang merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman. Ekstraksi merupakan proses pengeluaran benih dari buah, polong, kerucut, kapsul atau bahan pembungkus benih lainnya. Salah satu faktor yang diperhatikan dalam ekstraksi benih adalah kadar air benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh benih. praktikum ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui dan memahami metode pemisahan benih dari buahnya, memahami metode pengeringan benih untuk menghindari benih dari serangan hama serta kerusakan mekanis dan penggumpalan selama penyimpanan benih.
Kata Kunci : Benih, Ekstraksi, Kadar Air


PENDAHULUAN
Benih merupakan alat perkembangbiakan tanaman yang berasal dari pembiakan generatif antara induk jantan dan betina yang merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman. Mutu benih terbagi atas mutu genetik, mutu fisik dan mutu fisiologis. Mutu benih sangat tergantung oleh beberapa hal, salah satunya adalah kadar air benih (Hasanah et.al., 2006)
Menurut Kuswanto (2003) ekstraksi merupakan kegiatan untuk memisahkan benih dari buah. Sedangkan menurut Kamil (1982) ekstraksi merupakan pemisahan biji dari daging buah, kulit benih, polong, kulit buah, malai, tongkol dan sebagainya dengan tujuan agar benih tersebut dapat digunakan untuk bahan tanam yang memenuhi persyaratan. Kemudian Menurut Nurhayati (1997) ekstraksi merupakan proses pengeluaran benih dari buah, polong, kerucut, kapsul atau bahan pembungkus benih lainnya. Salah satu faktor yang diperhatikan dalam ekstraksi benih adalah kadar air benih.
Kadar air benih ialah berat air yang “dikandung” dan yang kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut (Kuswanto, 2007)         
Kegiatan praktikum ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui dan memahami metode pemisahan benih dari buahnya, memahami metode pengeringan benih untuk menghindari benih dari serangan hama serta kerusakan mekanis dan penggumpalan selama penyimpanan benih.
BAHAN DAN METODE
Tempat Dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan kegiatan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Agronomi B dan terlaksana pada tanggal  16 Oktober 2017 hingga 26 Oktober 2017

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini ialah pisau, cawan petri, timbangan analitik, saringan, kantung plastik, kertas, gelas ukur, alat tulis, dan alat dokumentasi. Sedangkan untuk bahan yang digunakan adalah buah Melon (Cucumis melo L.), buah Tomat (Solanum lycopersicum), buah Cabai (Capsicum annum), buah Sirsak (Annona muricata).
Prosedur Praktikum
Metode kerja yang dilakukan pada pelaksanaan kegiatan praktikum ini dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut
1.        Ekstraksi Kering Benih
Mengupas dan memisahkan benih dari dalam buah. Benih yang didapatkan kemudian dicuci hingga bersih. Menimbang berat basah benih. Melanjutkan dengan mongering-anginkan benih tersebut pada cawan petri selama 7 hari kemudian menimbang berat kering benih.
2.        Ektraksi Basah Kimia
Mengupas dan memisahkan benih dari dalam buah. Benih yang didapatkan kemudian dicuci hingga bersih. Menimbang berat basah benih. Merendam benih pada HCl 5% selama 30 menit dalam cawan petri dan ditiriskan dengan mengering-anginkan selama 3 hari dalam cawan petri. Menimbang berat kering benih.


3.        Ekstraksi Basah Fermentasi
Mengupas dan memisahkan benih dari dalam buah. Benih yang didapatkan kemudian dicuci hingga bersih. Menimbang berat basah benih. Merendam benih pada aquadest sebanyak 100mL dalam kantung plastik selama 7 hari. Mencuci dan meniriskan benih dengan mongering-anginkan selama 3 hari. Menimbang berat kering benih
Analisis Data
Perhitungan kadar air benih dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
keterangan:
KA = Kadar Air
x     = Bobot Wadah
y     = Bobot Wadah + Bobot Basah
z     = Bobot Wadah + Bobot Kering
keterangan:
KA = Kadar Air
BB = Berat Basah
BK = Berat Kering



HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Ekstraksi Benih
Ulangan
Ekstraksi Basah
Ekstraksi Kering
Kimia
Fermentasi
Melon
Tomat
Melon
Tomat
Cabai
Sirsak
BB
BK
BB
BK
BB
BK
BB
BK
BB
BK
BB
BK
1
0.792
0.553
0.314
0.147
0.784
0.556
0.257
0.151
0.231
0.153
7.732
6.084
2
0.805
0.575
0.047
0.020
0.732
0.541
0.047
0.030
0.115
0.077
8.106
6.383
3
0.606
0.442
0.034
0.020
0.603
0.414
0.035
0.018
0.113
0.075
6.902
5.096
4
0.247
0.112
0.059
0.010
0.338
0.209
0.026
0.015
0.168
0.108
8.349
6.135
5
0.588
0.340
0.103
0.038
0.625
0.420
0.046
0.017
0.137
0.072
5.380
3.825
Rerata
0.608
0.400
0.111
0.047
0.616
0.428
0.082
0.046
0.153
0.097
7.294
5.505
KA
51.85%
36.17%
43.92%
78.26%
57.73%
32.5%

                          Ekstraksi diperlukan karena biasanya benih tidak dipanen secaa langsung,biasanya pengunduhan dilakukan terhadap buahnya. Ada dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang dilakuka terhadap buah berbentuk polong dan jenis-jenis yang memiliki buah yang kering. Ekstraksi basa dilakukan terhadap jenis-jenis yang dimiliki dagi buah yang basah. Berdasarkan tabel 1 hasil pengamatan ekstraksi benih pada komoditas tomat dan melon enunjukan bahwa pada komoditas tomat dengan perlakuan basah kimia diperoleh nilai rata-rata 0,407. Sedangkan pada komoditas melon dengan perlakuan basah kimia memilki rata-rata 0,400. Pada komoditas tomat dengan perlakuan basah fermentasi diperoleh rata-rata 0,046 sedangkan pada komoditas melon memiliki rata-rata 0,428. Kadar air pada perlakuan ekstraksi basah kimia lebih tinggi pada komoditas melon yaitu 51,85% sedangkan pada perlakuan ekstraksi basah fermentasi kadar air tertinggi pada komoditas tomat yaitu 78,26%.Pada komoditas cabai dengan perlakuan ekstraksi kering memiliki kadar air lebih tinggi  57,73% dibanding dengan komoditas sirsak 32,5 . sebab kulit biji komoditas cabai lebih mudah menyerap air dibandingkan tanaman sirsak.
Dari hasil pengamatan ekstraksi benih semua perlakuan memiliki kadar air yang masih tinngi, sebab pengeringan tidak menggunakan sinar mathari melainkan hanya diangin-anginkan. Kadar air merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kemampuan benih untuk mempertahankan viabilitasnya (Agrawal, 1980). Dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama benih tersebut dapat mempertahankan viabilitasnya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kadar air yang dihasilkan oleh beberapa komoditas masih terbilang tinggi , butuh waktu yang lama an sinar matahari yang cukup untik bisa mendapatkan kadar air yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, R.L. 1980. Seed Technology. Oxford and IBH Publishing Co. New Delhi
Hasanah, M  dan D Rusmin 2006. Teknologi Pengelolaan Benih Beberapa Tanaman Obat Di Indonesia. Balai Penelitian Pangan dan Obat. Jurnal Litbang Pertanian. Volume 25 (2) : 68 – 73. Bogor.
Kamil, J. 1982. Teknologi Benih I. Padang: Universitas Andalas
Kuswanto, Hendarto. 2003. Teknologi Pemprosesan, Pengemasan dan Penyimpanan Benih. Yogyakarta: Kanisius.
Kuswanto, Hendarto 2007. Analisis Benih. Kanisius. Yogyakarta
Nurhayati, K. 1997. Pengaruh Ukuran dan Saat perkahan Buah Pada Proses Ekstraksi terhadap Perkecambahan dan Pertumbuahan. Semai Khaya anthoteca C.DC. Skrpisi. Bogor. Jurusan Manajeman Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.









Komentar

Postingan Populer

like and follow :)