Jurnal Produksi Benih
IMBIBISI
PADA PERKECAMBAHAN BENIH KACANG TANAH
(Arachis Hypogaea L.)
Oleh:
Tri Nevi Novita Sari
201410200311069
Email: novitanevi16@gmail.com
Praktikum produksi
benih
Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
2017
ABSTRAK
Imbibisi
merupakan penyerapan air oleh imbiban. Tanah pasir merupakan media tanam yang
kemampuan mengikat airnya sangat rendah. Tujuan
dari pelaksanaan praktikum ini mendefinisikan istilah imbibisi air dan arti penting
imbibisi pada perkecambahan benih, selain itu bertujuan membedakan komposisi
dan permeabilitas benih antar spesies tanaman yang berpengaruh erhadap tingkat
imbibisi. Hasil pengamatan pada luas persinggungan antar benih dan air tanah
pada lubang besar, sedang dan kecil, perkecambahan yang paling banyak pada
lubang kecil sebanyak 7 berkecambah, disusul pada lubang besar berkecambah
sebanyak 5 dan terkahir lubang sedang ada 2 berkecambah.
Kata Kunci: Imbibisi,
Perkecambahan Benih , Kacang Tanah
1. PENDAHULUAN
Perkecambahan
adalah proses awal pertumbuhan individu baru pada tanaman yang diawali dengan
munculnya radikel pada testa benih. Perkecambahan sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan air dalam medium pertumbuhan. Air akan diabsorbsi dan digunakan
untuk memacu aktivitas enzim-enzim metabolisme perkecambahan (Agustrina, 2008).
Imbibisi
menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya serta memicu
perubahan metabolik pada embrio sehingga dapat melanjutkan pertumbuhannya.
Enzim-enzim akan menghidrolisisbahan-bahan yang disimpan dalam kotiledon dan
nutrient-nutrien di dalamnya. Enzim yang berperan dalam hidrolisis cadangan
makanan adalah enzim α-amilase, β-amilase dan protease (Surya, 2010). Enzim
α-amilasemampu memecah pati menjadi dekstrin dan maltosa yang diperlukan untuk
pertumbuhan/perkecambahan biji. Aktivitas enzim α-amilase dapat ditingkatkan
dengan proses perendaman selama pengecambahan (Abidin dkk., 2000).
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain: tingkat
kematangan benih, ketidaksempurnaan embrio, daya tembus air dan oksigen
terhadap kulit biji. Di samping faktor internal, faktor eksternal seperti suhu,
air, dan oksigen maupun cahaya juga mempengaruhi perkecambahan biji.
Perkecambahan tidak dapat terjadi jika benih tidak dapat menyerap air dari
lingkungan (Ardian, 2008).
Tujuan
dari pelaksanaan praktikum ini mendefinisikan istilah imbibisi air dan ari
penting imbibisi pada perkecambahan benih, selain itu bertujuan membedakan
komposisi dan permeabilitas benih antar spesies tanaman yang berpengaruh
terhadap tingkat imbibisi.
2.
BAHAN
DAN METODE
Tempat
dan Waktu
Pelaksanaan kegiatan
praktiikum dilaksanakan di Laboratorium Agronomi 1 Fakultas Pertanian –
Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Pada tanggal
Prosedur
Praktikum
Mengisi
seedbox dengan media tanam berupa pasir hingga batasan tertentu. Setelah
seedbox berisi pasir siap, kemudian diberi air hingga pasir tersebut basah.
Menutup permukaan pasir dengan sterofoam yang telah di lubangi dengan ukuran
dan jarak tanam yang telah di tentukan. Membuat lubang tanam pada seedbox agar
saat penanamannya mudah, kemudian biji kacang tanah ditanam dalam seedbox yang
telah diberi lubang tanam. Pengamatan dilakukan setelah 7 hari penanaman dan
menghitung jumlah benih yang berkecambah.
3. HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari praktikum imbibisi dan
perkecambahan benih kacang tanah dapat disajikan sebagai berikut:.
Tabel 1. Hasil
luas persinggungan antar benih dan air tanah.
pengamatan
|
kelompok
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Besar
|
1
|
0
|
1
|
1
|
2
|
Sedang
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
Kecil
|
1
|
0
|
2
|
2
|
2
|
Hasil pengamatan jumlah
berkecambah luas persinggungan antar benih dan air tanah mulai kelompok 1
sampai kelompok 5 jika adi rata-rata pada lubang besar yang berkecambah
sebanyak 5, pada lubang sedang jumlah berkecambah 2, sedangkan pada lubang
kecil yang berkecambah sebanyak 6.
Hasil praktikum ini
menggunakan media tanam pasir dan yang terbaik yaitu pada lubang kecil, hal ini
dikarenakan pada lubang kecil penyerapan air ini lebih lama sehingga langsung
tertampung pada benih yang ada didalam. Sedangakan pada lubang yang sedang dan
besar perkecambahannya lebih banyak pada lubang besar, dalam hal ini dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, karena pada lubang besar ini
dapat menerima cahaya yang masuk kedalam lebih banyak.
Benih yang baik akan
menghasilkan perkecambahan yang baik, dan benih yang jelek juga dapat
mempengaruhi perkecambahan benih itu sendiri. Karena tanah
pasir merupakan media tanam yang kemampuan mengikat airnya sangat rendah.
Media pasir memiliki pori-pori
besar, sehingga kurang baik menahan air, dengan kondisi suhu di atas rata-rata
pasir akan lebih cepat kering oleh proses penguapan. serta kurang kuat dalam
menyokong tanaman. Pori-pori atau rongga yang besar akan mengakibatkan
penguapan yang berlebih pada media.
4.
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu
1. media dapat mempengaruhi perkecambahan suatu benih.
2. Factor suhu,
air, dan oksigen maupun cahaya juga mempengaruhi perkecambahan biji.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin,
Z. (2000). kinetika hidrolisa enzim a-milase dari biji sorgum. Laporan
Penelitian Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Ardian. 2008. Effect of
heating treatment and heating
time on the germination of coffe (Coffe
arabica). Akta Agrosia 11: 25-33.
Agustrina, R. (2008). Perkecambahan dan pertumbuhan
kecambah leguminoceae dibawah pengaruh medan magnet. Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Lampung. Lampung, hal 342-347.
Surya, B. (2010). perkecambahan biji . http://bayumuhammad.blogspot.com/2010/06/perkecambahan/biji.html.
dikases 4 juni 2012.
Komentar
Posting Komentar